Sunday 3 March 2013

Pesona Keindahan Pulau Paling Barat Indonesia

Pesona Keindahan Pulau Paling Barat Indonesia

Indonesia emang negara yang kaya akan segalanya :D memiliki beribu-ribu pulau yang indah menjadi sebuah kekayaan tersendiri untuk Indonesia. 

Hidup Indonesia ku!! :))

Kali ini indotourage akan mengulas tentang pesona keindahan pulau paling barat di Indonesia! :)



Pulo Beras adalah satu-satunya kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, yang memiliki wilayah kepulauan. Kecamatan Pulo Aceh memiliki 10 pulau, namun hanya 3 pulau yang berpenghuni. Yaitu Pulau Nasi, Pulau Breueh, dan Pulau Teunom (Keureusek). Pulau terbesar, yaitu Pulau Breueh, terdiri dari 2 mukim, Mukim Pulau Breueh Selatan dan Mukim Pulau Breueh Utara, yang dibagi lagi menjadi 12 desa. Ibukota kecamatan Pulo Aceh berada di Lampuyang, sebuah desa yang termasuk dalam mukim Pulau Breueh Selatan.

Sebagai daerah kepulauan, mata pencaharian utama para penduduknya adalah nelayan. Berbagai jenis hasil laut seperti cumi-cumi, gurita, ikan tongkol, tuna dan lobster merupakan beberapa hasil utama Pulau Breueh yang kebanyakan diperdagangkan di Banda Aceh. Selain dari hasil laut, pertanian dan perkebunan juga menjadi mata pencaharian penduduk Pulau Breueh. Pulau Breueh memiliki topografi alam perbukitan dengan hutan yang masih sangat lebat di tengah pulau dan banyak pantai landai dengan pasir putih di sisi luarnya. Kondisi alam yang indah dan masih belum banyak tersentuh tangan manusia membuat Pulau Breueh memiliki potensi wisata yang sangat besar.

Pantai Lambaro Pantai Pasir Putih yang belum di jamah.


Tidak jauh dari pusat Desa Gugop terdapat pantai yang sempurna untuk menikmati matahari terbenam. Pantai Lambaro namanya. Pantai yang landai, memiliki alur panjang, serta pasir putih yang memikat ini memang menghadap arah barat. Apabila langit cerah, matahari tenggelam akan tampak sangat indah. Kelebihan lainnya, pantai ini relatif sepi. Jadi, pelancong akan merasa seperti menikmati sunset di pulau milik pribadi.

Pantai Balu


Sekitar setengah jam naik motor dari desa Gugop, terletak Pantai Balu. Struktur pantai yang mirip dengan Pantai Lambaro ini merupakan salah satu primadona wisata di Pulau Breueh Selatan. Mungkin karena letaknya lebih jauh daripada Pantai Lambaro menjadikan pantai ini lebih jarang dikunjungi oleh orang. Sisi positifnya, Pantai Balu menjadi lebih bersih daripada Pantai Lambaro.



salah satu view di sudut kota Gugop.

Mercusuar Willems Torren III - dibangun oleh Belanda pada tahun 1875


Berada di Pulau Breueh Utara, mercusuar Willems Torren III yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1875 ini bisa dibilang sebagai sajian utama wisata di Pulau Breueh. Mercusuar ini bisa ditempuh dengan waktu tempuh perjalanan selama 2 jam dari desa Gugop menggunakan sepeda motor. Siapkan fisik jika berkunjung ke sana. Walaupun sebagian jalan menuju ke desa Meulingge, desa terbarat di Indonesia tempat mercusuar ini berada, sudah diaspal, namun banyak bagian jalan lainnya yang masih berupa jalan tanah berbatu. Apalagi di 3 km terakhir menuju mercusuar, kesabaran akan diuji dengan sulitnya jalan yang dilalui.

Melihat keindahan pulau Beras dari Puncak tertinggi Mercusuar.

Namun perjuangan itu akan sirna begitu melihat mercusuar berwarna merah putih ini. Pemandangan Samudra Hindia, beberapa pulau terluar Indonesia, dan Pulau Weh yang terkenal dengan kota Sabang-nya, pasti memukau mata siapa saja yang memandang. Apalagi menikmati sunset dari atas mercusuar.

Desa Gugop – Melihat Keindahan Pulau Terluar di Indonesia


Apabila memiliki waktu longgar, kunjungi pula beberapa pelabuhan kecil seperti pelabuhan di desa Rinon, Meulingge, atau pun Lampuyang. Bahkan, di desa Lampuyang pelancong bisa mengunjungi tempat pembuatan kapal nelayan yang terbuat dari kayu. Beberapa pantai di Lampuyang juga bisa digunakan untuk menikmati matahari terbit. Dan, bagi pecinta petualangan, mendaki salah satu bukit konon di atasnya terdapat sebuah benteng Belanda juga menjadi alternatif kegiatan yang sangat menyenangkan. Dan temukan pula kisah-kisah unik dari tapal batas dengan banyak-banyak berinteraksi dengan penduduk lokal selama di salah satu pulau terbarat di Indonesia ini.


How To Get There

Hanya ada moda transportasi berupa boat nelayan pengangkut barang dan ikan yang setiap hari, kecuali Jumat, berangkat dari Pelabuhan Lampulo di Banda Aceh pukul 14.00 WIB. Perjalanan ditempuh kurang lebih selama 2 jam. Ada beberapa boat yang bisa dipilih, boat yang menuju ke desa Gugop atau boat yang menuju ke Lampuyang. Ada pula boat yang langsung menuju desa Meulingge, namun jadwalnya tidak pasti. Untuk mengawali petualangan di Pulau Breueh, lebih bagus dimulai dari desa Gugop, sebuah desa yang memiliki sarana dan prasarana cukup memadai di Pulau Breueh. Hanya ada 1 boat setiap hari yang menuju ke sana, bergantian antara KM Satria Baru atau KM Jasa Bunda. Untuk kembali ke Banda Aceh, boat dari desa Gugop berangkat pukul 08.00. Jangan sampai telat, karena jadwal keberangkatan boat ini sangat tepat waktu.
Biaya seorang penumpang untuk sekali jalan adalah Rp. 15.000,-. Apabila membawa motor, tambah biaya Rp. 15.000,- untuk membayar kuli angkat motor ke atas boat, Rp. 15.000,- untuk biaya angkut motor, dan Rp. 15.000,- lagi untuk menurunkan motor di pelabuhan tujuan. Ingatlah untuk selalu jujur dalam membayar. Karena mata pencaharian penduduk Pulau Breueh juga tergantung di sini.




-Afiandy

No comments:

Post a Comment